Advertisement
BANDA ACEH - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Komisi VI yang membidangi kesehatan dan kesejahteraan, Fatimah, mengatakan kasus meninggalnya ibu dan anak setelah diduga terkatung-katung di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Banda Aceh harus diusut tuntas.
Menurut Anggota Fraksi NasDem itu, kasus ini kian memperburuk citra pelayanan kesehatan di Tanah Rencong.
Apa mungkin karena orang susah sehingga diabaikan?” cetus Fatimah saat berbicara dengan Klikkabar, Kamis, 31 Maret 2016. “Ini salah satu persepsi yang muncul ketika musibah tersebut terjadi kemarin,” katanya.
Kasus ini terjadi Selasa, 29 Maret 2016. Suryani menghembuskan nafas terakhir sesaat setelah menjalani operasi persalinan di Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh. Sebelumnya, ia sempat terkatung-katung dan tak mendapat pelayanan memadai di RSIA Banda Aceh. Ia menyusul bayinya yang menjemput ajal dalam kandungan.
Menurut penuturan keluarga, Suryani, warga Lambatee, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, dibawa ke RSIA Banda Aceh sekitar pukul 05.00 pagi karena sudah memasuki masa kontraksi. Di RSIA, Suryani yang seharusnya segera menjalani persalinan tak mendapat pelayanan medis yang memadai. Tak ada dokter yang menangani hingga pukul 13.00 siang.
Pihak keluarga sempat meminta rumah sakit melakukan operasi caesar. Namun hal tersebut tak kunjung dilakukan hingga akhirnya keluarga memutuskan membawa Suryani ke RSUZA sekitar pukul 19.00 magrib.
Sesampainya di sana, Suryani langsung menjalani operasi. Namun kemudian diketahui bahwa bayi Suryani sudah meninggal dalam rahim.
Fatimah meminta kejadian serupa tak boleh kembali terulang. Ia mengatakan pihak rumah sakit, bagaimana pun, harus mengutamakan kondisi pasien, apalagi dalam keadaan darurat.
Sumber : Klik Kabar
Top
0 comments Foto Aceh 0 Facebook
Post a Comment